Kemarin gue liat di TV soal perdebatan antara MFI versus LSF mengenai sensor di perfilman Indonesia. Terus terang gue setuju banget dengan argumen dari pihak MFI. Lembaga sensor di Indonesia memang tidak terlalu berguna dalam menjalankan perannya. Agak rancu mengenai sensor di Indonesia, karena sebenarnya sudah ada pemberlakuan sistem rating,. Sensor yang dikenakan untuk film ber-rating Dewasa dengan film Semua Umur harusnya beda dong. Tapi memang ini Indonesia, bukan US dimana tiap orang yang ingin menonton film berating R ato NC-17 harus menunjukkan identitas. No, di sini tiap orang yang ingin nonton film bebas aja masuk bioskop selama mereka punya duit. Salah satu contoh, waktu gue nonton Quickie Express dulu. Jelas-jelas film itu ratingnya DEWASA, tapi nyatanya gue lihat banyak anak berseragam SMP ngeliat tu film. God, gue nggak tau deh kebijakan pengelola bioskop di Indo. Pantes aja Anwar Fuadi sewot kayak kebakaran jenggot gitu ngomongin soal moral (walopun gue curiga ada motif duit juga di balik itu). Maksud Mira Lesmana cs emang baik, tapi gue pikir masyarakat awam di Indo belum siap untuk itu. Satu kesalahan yang sering diperbuat orang-orang idealis adalah, keyakinan mereka bahwa tiap orang bisa menerima (dan menjalankan) ide-ide mereka dengan baik. Padahal tiap orang memiliki tingkatan persepsi yang berbeda. Apa yang dicita-citakan Dian Sastro pasti akan berbeda dalam pola pikir Mbah Sastro (Tetangga gue, pengamat perfilman Indonesia. Dari ‘Janur Kuning’ sampai ‘Kawin Kontrak, dia tau semua). Misal Miles punya komitmen bila sensor ditiadakan maka dia tak akan memproduksi film-film yang amoral, apakah produser-produser lain akan memiliki komitmen yang sama? Indo ini penuh dengan produser-produser film yang tahunya cuma cari untung aja loh. Contoh, saat film horor booming, rame2 bikin film horor. Tar kalo sensor ditiadakan, gue bisa bayangin di Indo penuh film esek2. Biayanya murah, bikinnya gampang, balik modalnya cepet. Gue rasa kalo Miles cs bener2 ingin mewujudkan idealismenya, bukan cuma mereka yang harus berjuang melainkan seluruh masyarakat perfilman Indo yang ada sekarang ini.
Jumat, 08 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar