Setelah lama mendengar liputannya di berbagai media, baik di koran, TV, atau internet, baru kemarin gue sempet nonton Ayat-Ayat Cinta (AAC) di bioskop. Komentar gue, bagoouuus. Film ini memiliki tema yang berbeda dengan film-film Indonesia yang beredar di pasaran (keyword: teenage, horror, romance). Film ini memang mengetengahkan mengenai romance namun berbeda dengan kebanyakan film-film Indo yang menceritakan romansa cinta di usia muda, AAC mengetengahkan tema cinta yang lebih dewasa. Film ini berkisah mengenai Fahri (Fedi Nuril), mahasiswa Indonesia yang kuliah di Univ. Al-Azhar di Cairo, Mesir, dalam perjalanan hidupnya untuk menemukan jodohnya yang sejati. Di situlah ia bertemu dengan 2 sosok wanita yang kemudian menjadi bagian paling penting dalam hidupnya, Aisha (Rianti R. Cartwright) dan Maria (Carissa Putri). Di antara jajaran cast, Fedi Nuril tampil outstanding. Walau karakter Fahri yang bila ditulis di atas kertas akan terlihat membosankan, Fedi berhasil memberikan nyawa bagi seorang Fahri yang religius namun terkadang bimbang dalam menentukan sikap yang harus diambilnya. Gue agak kurang sreg dengan penampilan Rianti. Jujur, menurut gue dia miscast sebagai Aisha. Carissa Putri malah lebih mencuri perhatian dengan aktingnya yang natural dan chemistry-nya yang lebih terasa dengan Fedi. Overall, menurut gue AAC cukup berhasil menyajikan jalinan cerita lika-liku kehidupan seorang Fahri dengan dibalut nuansa Islami yang kental. Tapi jangan salah paham. Film ini bukan hanya untuk penonton muslim saja. Sebagaimana judulnya, film ini bercerita mengenai cinta dan cinta adalah bahasa paling universal di muka bumi ini.
Selasa, 11 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar